Judul: Tempat Balabuh
Karya: Aam Amilia
Penerbit: Rahmat Cijulang, Cetakan I : 1994
Sinopsis Cerita:
Cerita dalam novel ini menceritakan tentang seorang wanita yang sakit hati oleh kekasih yang sangat dicintainya. Wawat tokoh utama dalam novel ini menggambarkan kekecewaan, kesedihan juga penyeselannya yang amat dalam terhadap Warman laki-laki yang sangat dicintainya. Wawat menikah dengan Warman tanpa sepengetahuan kedua belah pihak keluarga. Warman laki-laki yang menjadi suaminya membawanya ke “Asrama” yakni ternyata tempat pelacuran.
Penyesalan tinggal penyesalan. Kini baru ia rasakan benarnya pepatah kakaknya yang sangat melarang hubungannya dengan Warman. Tapi semua sudah terlanjur, nasi telah menjadi bubur, dan kini yang ia rasakan hanyalah penyesalan. Ingin ia kembali ke rumah Ceu Eha, yakni kakaknya, namun ia tak kuasa menahan rasa malu, hingga akhirnya ia bertemu dan tinggal dengan Bibi Marta, yang setelah ia ketahui ternyata tidak jauh beda dengan Warman yakni seorang “Centéng”.
Dua tahun kurang empat bulan ia berada dalam “dunia hitam” sampai ia sempat kepergok di sebuah Hotel oleh polisi. Akhirnya ia di masukan ke dalam asrama WTS selama empat bulan. Di asrama WTS ia mendapatkan macam-macam keterampilan seperti menjahit, dan sebagainya. Setelah keluar dari asrama ia memutuskan untuk kembali kerumah Ceu Eha. Sesampainya di rumah Ceu Eha ia disambut dengan tangis bahagia oleh kakaknya. Di rumah Ceu Eha ia belajar membuat pakaian. Ia menghasilkan macam-macam pakaian anak yang di titipkan Ceu Eha ke pasar. Di toko Mang Mirsan ia menitipkan hasil-hasil pakaian adiknya itu. Pada suatu hari Wawat mengantarkan barang dagangannya ke pasar karena Ceu Eha harus menjaga anaknya yang sedang sakit. Saat itu ia bertemu dengan salah satu “langganannya” dulu yakni si A Sén. A Sén menceritakan semuanya pada Mang Mirsan. Setelah Mang Mirsan mengetahui semuanya ia dan kakaknya memutuskan untuk tidak menitipkan barang dagangannya lagi ke toko Mang Miran.
Pada suatu hari ia terlibat cinta dengan Kang Oman, yakni kakak iparnya. Lambat laun Kang Oman menyadari kesalahannya dan menyuruh agar Wawat pindah dari rumah itu. Setelah itu Wawat pun menyadari semuannya dan ia menyetujui usul dari Kang Oman. Wawat akhirnya pergi dan pindah ke rumah tantenya yakni Bi Empat. Awalnya Ceu Eha tidak menyetujui usul dari adiknya itu, tapi Wawat menyakinkan kakaknya bahwa ia ingin melanjutkan sekolah lagi, akhirnya kakaknya menyetujuinya.
Di rumah tantenya ia melanjutkan lagi keahliannya dalam menjahit pakaian. Ia pun mengikuti kursus kecantikan serta tatarias pengantin. Setelah cukup lama ia tinggal di rumah tantenya ia bertemu dengan seorang pemuda yang baik, pintar dan cukup terpandang di desa itu. Dadi nama pemuda itu. Ia menyukai Wawat. Setelah lama mereka kenal akhirnya mereka menjalin hubungan, hingga akhirnya Dadi melamar Wawat. Beberapa bulan kemudian akhirnya pernikahan mereka tiba. Namaun semuanya terungkap setelah mereka melewati malam pertama. Dadi tidak menerima semua itu, Dadi merasa terkhianati. Akhirnya semua orang tahu, dan Wawat di usir oleh Tante dan Pamannya. Akhirnya Wawat pergi dari rumah itu. Dalam perjalanan Ia tidak tahu harus pulang kemana. Akhirnya Ia memutuskan untuk kembali ke tempat Bibi Marta. Ia yakin karena hanya disanalah tempat Ia berlabuh.
Comment’s:
Novel yang berjudul “Tempat Balabuh” ini ceritanya sangat bagus sekali sehingga bisa membawa si pembaca larut ke dalam isi ceritanya. Menurut saya novel ini bersifat sad ending.
Nama: Sri Ariani Widyastuti
NPM: 180210060028
Rabu, 03 Juni 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar